2024-08-14 HaiPress
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi,pekerja profesional atau praktisi di bidangnya,pengamat atau pemerhati isu-isu strategis,ahli/pakar di bidang tertentu,budayawan/seniman,aktivis organisasi nonpemerintah,tokoh masyarakat,pekerja di institusi pemerintah maupun swasta,mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Daftar di sini
Kirim artikel
Editor Sandro Gatra
MENDENGAR kata kolonialisme kita diingatkan kembali dengan masa di mana Indonesia mengalami berbagai bentuk penindasan.
Selain itu,terjadi eksploitasi atas hasil alam dan penduduk lokal dipaksa bekerja di perkebunan dengan sistem tanam paksa (cultuurstelsel).
Pada masa itu,penjajah memaksa rakyat untuk menanam tanaman komoditas ekspor seperti kopi,gula,dan nila,sementara mereka sendiri menderita kelaparan dan kemiskinan karena tidak cukup menanam pangan untuk kebutuhan mereka sendiri.
Selain eksploitasi ekonomi,kolonialisme juga membawa dampak sosial dan budaya yang mendalam.
Struktur masyarakat feodal diperkuat oleh kebijakan kolonial,di mana golongan elite lokal seringkali dijadikan alat untuk menjaga ketertiban dan melayani kepentingan penjajah.
Sementara itu,pendidikan dan akses terhadap pengetahuan modern sengaja dibatasi oleh pihak kolonial agar rakyat Indonesia tetap dalam kondisi terbelakang dan mudah dikendalikan.
Sampai hari ini,struktur sosial,ekonomi,dan budaya Indonesia masih menunjukkan bekas kolonialisme.
Sejarah panjang penjajahan juga telah membentuk identitas bangsa Indonesia yang kuat,dengan semangat perlawanan dan persatuan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Kolonialisme berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya mempertahankan kedaulatan dan keadilan sosial di tengah tantangan global yang terus meningkat.
Sejak kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945,bangsa ini telah mengalami berbagai perubahan krusial,baik dari sisi ekonomi,sosial,politik,pendidikan,dan aspek lainnya.
Perjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan menghasilkan tujuan bersama bangsa Indonesia yang tercantum dalam Konstitusi Indonesia.
Tujuan bangsa Indonesia telah tertanam kuat dalam jiwa dan semangat rakyat sejak masa perjuangan kemerdekaan,dan tetap menjadi panduan dalam perjalanan panjang membangun negara merdeka,bersatu,berdaulat,adil,dan makmur.
Bahkan perjalanan bangsa Indonesia melewati era reformasi dan pasca-Reformasi menjadi babak penting dalam sejarah bangsa yang dipenuhi dengan semangat perubahan,pembaruan,dan harapan untuk masa depan lebih baik.
Bahkan,gelombang protes,krisis ekonomi,dan tekanan sosial yang tak terbendung mendorong perubahan besar yang mengakhiri pemerintahan otoriter dan membuka jalan bagi era baru yang lebih demokratis.
Namun,jalan menuju perubahan bukanlah tanpa hambatan. Ketidakstabilan politik,konflik sosial,korupsi sebagai kolonialisme modern,bobroknya penegakan hukum,serta tantangan dalam membangun kembali ekonomi yang hancur menjadi bagian dari perjalanan bangsa ini.
Penafian: Artikel ini direproduksi dari media lain. Tujuan pencetakan ulang adalah untuk menyampaikan lebih banyak informasi. Ini tidak berarti bahwa situs web ini setuju dengan pandangannya dan bertanggung jawab atas keasliannya, dan tidak memikul tanggung jawab hukum apa pun. Semua sumber daya di situs ini dikumpulkan di Internet. Tujuan berbagi hanya untuk pembelajaran dan referensi semua orang. Jika ada pelanggaran hak cipta atau kekayaan intelektual, silakan tinggalkan pesan kepada kami.
©hak cipta2009-2020 Jaringan Pendidikan Shell Hubungi kami SiteMap